Indonesia Genjot Investasi Digital Lewat Danantara, Target USD360 Miliar di 2030

Indonesia Genjot Investasi Digital Lewat Danantara, Target USD360 Miliar di 2030

Indonesia kini memasuki fase percepatan transformasi digital sebagai prioritas nasional untuk mewujudkan ekonomi digital inklusif dan berkelanjutan. Ekonomi digital Indonesia diproyeksikan melonjak hingga USD 360 miliar pada 2030, setelah mencatat nilai USD 90 miliar pada 2024.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa sektor keuangan digital menjadi salah satu motor utama pertumbuhan. Penerapan QRIS dalam pembayaran, misalnya, diharapkan mendorong masyarakat dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ikut memperkuat ekosistem digital nasional. Hingga semester I/2025, Bank Indonesia mencatat 57 juta pengguna QRIS, dengan 39,3 juta merchant, di mana 93,16 persennya merupakan UMKM.

“Kita menyadari bahwa bersama peluang besar ini, muncul pula tantangan baru yaitu bagaimana memastikan keamanan sistem pembayaran, meningkatkan literasi digital masyarakat, dan membangun kepercayaan agar inovasi keuangan digital tumbuh secara berkelanjutan dan bertanggung jawab,” ujar Airlangga pada Opening Ceremony FEKDI dan IFSE 2025 di Jakarta (30/10).

Selain digitalisasi UMKM, pemerintah juga menargetkan peningkatan investasi asing dan penguatan perusahaan nasional. Hal ini penting untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029 di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Namun, transformasi digital tidak dapat sepenuhnya bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Karena itu, pemerintah meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara sebagai model pendanaan baru yang fleksibel, profesional, dan berorientasi kemandirian. Danantara ditugaskan mengelola aset strategis negara serta menarik co-investment global, sekaligus menjadi sumber pendanaan mandiri bagi proyek strategis nasional.

Dalam peta jalan Danantara Investment Management (DIM) 2026, lembaga ini menjalankan mandat ganda: menghasilkan imbal hasil berkelanjutan dan memberikan dampak ekonomi nasional. Strategi dilakukan melalui kombinasi investasi jangka panjang serta investasi privat dan publik dengan arus kas stabil.

“Mandat kami jelas: menghadirkan imbal hasil yang sehat bagi negara, sambil memastikan setiap investasi memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia dan mendorong transformasi nasional,” ujar CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani dalam keterangan resmi (1/12).

Ke depan, Danantara diharapkan memperkuat arah investasi digital, mulai dari infrastruktur hingga peningkatan kapasitas talenta digital. Dengan tata kelola transparan, akuntabel, dan berorientasi risiko, Danantara digadang menjadi fondasi penting bagi masa depan ekonomi negara.

Investasi dan kebijakan hari ini akan menentukan daya saing bangsa pada masa mendatang. Momentum ini menjadi langkah penting dalam mewujudkan Indonesia yang modern, inklusif, digital, dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat ketahanan fiskal melalui pemanfaatan aset yang lebih produktif. 

sumber RM